Sejak beberapa beberapa tahun lalu saya berniat berangkat umroh dengan Bapak. Beliau memang sudah melaksanakan ibadah Haji tapi selalu rindu untuk kembali ke tanah Haram. Sementara saya sudah mendaftar haji dan baru akan berangkat sekitar 15 tahun lagi. Masih lama ya...
Umroh, Semua Ada(lah) JalanNya
Keinginan itu terpupuk terus dalam niat. Sayang, biaya umroh itu tidaklah murah. Paling tidak seorang bisa 20 jutaan. Jika berangkat berdua setidaknya saya harus menyiapkan biaya 50 juta. Gilaa.. untuk PNS golongan III masa kerja kurang 10 tahun, eike bisa apaaa...
Tiap kali menabung, ada aja alasan tabungan itu bocor. Biaya perbaikan rumah pasca banjir, biaya service mobil pasca banjir, biaya ini itu.. Pokoknya selalu mengurangi saldo mesÄ·ipun dikit lagi 50 juta rupiah.
Pernah kepikiran untuk umroh backpacker. Biayanya lebih murah dibanding umroh lewat travel agen resmi. Hanya saja kondisi fisik Bapak tidak memungkinkan untuk itu. Umroh backpacker fasilitasnya tentu tidak senyaman dan semua tersedia seperti umroh dengan travel agen. Kondisi fisik dan emosional Bapak yang sering naik turun membuat saya berpikir sangat mengambil tawaran ini. Akhirnya saya urungkan. Biaya kembali keluar untuk perbaikan rumah. Maklum, rumah sudah tua, perlu renovasi.
Akhirnya, ketemulah satu agency umroh mandiri yang murah meriah tapi fasilitasnya lumayan ok. Harga sepaket 15 juta rupiah dengan fasiltas hotel bintang 3, pesawat Etihad airlines dan fasilitas lain yang cukup menggiurkan. Gak perlu bayar lunas,bisa dicicil DP 10 juta, sisanya 3 bulan sebelum berangkat. Menggiurkan bukan?
Perjalanan Menuju Umroh Punya Banyak Cerita
Sekali lagi, saya terpentok dana. Tabungan saya gak bisa untuk membiayai 2 paket umroh. Kenapa sih harus kamu yang menanggung? Seringkali saya ditanya seperti itu. Yah pokoknya begitulah.. for some reasons memang saya yang harus membiayai Bapak. Kenapa harus sama Bapak, kenapa gak umroh sendiri saja? Karena saya pernah ditolak umroh oleh agency 15 jutaan itu dengan alasan "owner kami menganut mahzab Hanafi kak, gak boleh umroh sendiri tanpa mahram. Baaaaaaaaiiiiiiqqqqqqqqq.....
Selang berapa lama,tiba-tiba dapat kabar baik,instansi tempat saya bekerja akhirnya mendapat persetujuan Presiden mendapatkan Tunjangan Kinerja. Sejak diberlakukannya penyetoran PNBP( Penerimaan Negara Bukan Pajak) langsung ke pusat dua tahun lalu, ada beberapa tunjangan yang dihentikan. Akhirnya Perpres Tukin diteken pak Pres dengan catatan akan ada rapelan sesuai kelas jabatan. Alhamdulillah.. bisa buat biayain umroh nih tambah dikit dengan uang tabungan. Tinggal nunggu sms banking bunyi, saya akan segera daftar ke agen umroh terpercaya.
Eh.. tiba-tiba ada kejadian pelik di instansi tempat saya bekerja. Tukin bulanan termasuk rapelan gagal cair karena ada kekisruhan diantara petinggi instansi. Tukinnya sih bakal tetap jadi, hanya gak tau kapan cairnya terkait gonjang ganjing lapisan atas ini.
![]() |
Terkadang kita harus menunggu sesuatu diluar kendali kita terjadi |
Saya hanya bisa bersabar saja sambil merenungi hikmahnya. Ooh mungkin memang belum waktunya dipanggil Allah SWT ke sana. Bisa jadi Allah SWT meminta saya bersabar demi menggenapkan seluruh biaya umroh sehingga uang tabungan tidak perlu diganggu gugat, cukup dari rapelan Tukin saja. Mungkin Allah SWT juga ingin saya meluruskan niat saya berumroh, apakah benar untuk ibadah umroh atau sekedar mengantar dan mengunjungi Jeddah-Mekah-Madinah.
Beberapa hari lalu, salah seorang teman sempat bercerita pengalaman dan hikmah umroh yang didapatnya. Dari ceritanya aku mendapat pencerahan bahwa terkadang penundaan itu pasti ada sebab yang saat itu kita tidak faham. Namun yakin, itu adalah hal terbaik yang Allah SWT berikan untuk menghindarkan kita dari mudharat. Saya juga jadi faham bahwa umroh itu yang paling penting adalah menjalankan rukun umrohnya. Bukan sekedar berangkat,tiba dan berada di tempat-tempat suci. Ada sesuatu yang lebih dalam dari sekedar 'hey gue sudah ada di Masjidil Haram loh gengs..'.
Ahh.. mungkin ada niat sebutir dzarrah yang terselip dalam dada dan niat itu tidaklah benar-benar tulus beribadah, makanya ditunda dulu oleh Allah SWT. Astagfirullah.. saya hanya bisa istigfar siapa tahu memang ada. Pasrah saja, insya Allah ada umur, ada rejeki,saya bisa umroh dengan Bapak.
Virus Corona, Umroh Tertunda
Kemudian di hari ini saya membaca berita, pemerintah Arab Saudi menutup kunjungan Umroh karena virus Corona. Saya membaca banyak yang kebingungan sudah daftar umroh dan akhirnya batal berangkat. Ada juga yang galau karena travel agencynya masih belum bisa memberi kepastian.
Alhamdulillah...
Loh, kok Alhamdulillah? Bukan.. saya bukan mensyukuri hal yang menimpa orang-orang yang sudah daftar umroh tapi akhirnya batal berangkat. No.. ! Saya bersyukur belum daftar karena anggaran belum cukup. Akhirnya saya gak perlu bingung dan galau kan karena gagal berangkat padahal sudah bayar. Itu ibaratnya tinggal melangkahkan kaki tapi harus ditarik lagi. Sakitnya lebih dari anggaran belum cukup, ye kan..
![]() |
Disenyumin aja ssaaay... |
Sepertinya, umroh itu selalu punya cerita, selalu ada jalannya dan jalan itu adalah jalanNya. Kita manusia hanya berusaha, tetap Allah SWT yang penentunya. Doakan saya dan Bapak bisa segera umroh ya gaes. Kamu gimana, punya cerita tentang umroh? Share dong di kolom komentar.